Skip to main content

Kendali Manusia



Hari itu, 
pagi itu,
 ia berkata dengan sangat jelas dan lantang, 
menjawab pertanyaanku tentang ketidakadilan yang selalu aku rasakan tentang kepergian,
mendobrak satu pintu kesadaranku hingga air mata jatuh begitu saja,
“Tak ada seorangpun yang punya kendali atas siapa yang harus datang atau pergi dalam hidupnya, tak terkecuali aku atau kamu,”.
Tak lama ia pamit. 
Dan kemudian menjadi suara terakhir darinya yang aku dengar hingga saat ini, atau selamanya kemudian.

Menyadarkanku,
setelah awalnya aku tak berhenti mengutuk diriku atas ketidakberdayaanku dan kerap menciptakan awan gelap di hari-hari terik untukku sendiri, 
kemudian kata-kata itu menjadi takdir manusia yang paling aku syukuri.

Kelak kau akan mengerti arti datang dan pergi,
Sepahit apapun itu, akan selalu penuh arti.



Beberapa malam ini aku sedang gemar-gemarnya tidur memakai sweater.
Malam ini terpilih 1 sweater, warnanya biru donker.







*(i got this from someone's instagram feed)
 there are 2 ways to be remembered : make someone so happy they're convinced they will never be happier or, hurt someone so much they're convinced they will never recover.
Congratulations,
you did both. 

Comments

Popular posts from this blog

persetan dengan senja persetan dengan hujan perasaan datang tak mengenal waktu memori terulang tak mengenal musim kebencian juga datang tak mengenal suasana

Kucing Hitam

"Maaf", gumamnya pada kucing hitam legam kecil kesayangannya yang sekarat karena diserang anjing liar suatu malam. Ia mengelus kepala sang kucing dengan lembut dan mata berkaca-kaca. Suaranya bergetar lalu berkata, "Aku tidak bisa menjagamu dengan baik, lain kali aku akan menjagamu lebih baik. Jangan pergi dulu." Kucingnya bisa saja mati dari tadi, tapi ia masih ada yang mau menjaga . Sampai menangis dan sesak dada orang itu dibuatnya. Padahal ia hanya seekor kucing hitam legam kecil yang bandel. Satu minggu kemudian, walaupun jalannya tidak normal, ia berlarian lincah di halaman rumah. Setiap majikannya pulang, ia jadi yang pertama menyambutnya di pagar rumah.

2015 (Bagian IV : Kawan)

Maaf urutan peristiwa di bagian-bagian 2015 agak berantakan, aku menulis sesuai ingatanku. Dan yang terakhir, aku akan menceritakan kisah pertemananku sepanjang 2015. Yang pertama adalah tentang pertemuan. Di awal 2015, aku mulai les di kursus menggambar khusus persiapan masuk seni rupa dan arsitektur. Nama tempat kursusnya 'SR104'. Lokasi utamanya dekat dengan kampus ganeca ITB di Jalan Ciungwanara tapi dulu sebelum persengketaan memanas ruang belajarnya terletak di suatu gedung sekolah tinggi di Dago dan kami diberi ruang kelas selama 2 jam pas. Sekarang gedung itu sudah kosong melompong. Dan aku jauh lebih suka suasana belajar di Ciungwanara, tempatnya terbilang kecil tapi kami jauh lebih membaur.  Seminggu dua minggu awal les, kami semua saling diam. Ada beberapa yang sering bersuara saat kelas karena mereka satu sekolah. Aku bukan tipe orang yang bisa menyapa orang duluan, jadi satu dua minggu awal aku hanya suka berbicara dengan para pengajar. Lalu ada h