Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Setapak Renung dan Bara Imaji.

Aku selalu suka jalan kaki, apalagi kalau sendirian. Menyusuri trotoar pinggir jalanan besar, menantang arus kendaraan bringas dari samping jalan. Karena biasanya, saat berjalan kaki sendirian aku tak perlu menyamakan langkah kaki dengan siapapun (jika aku berjalan bergerombol, aku sering tersesat sendirian karena langkahku kecil-kecil tetapi cepat jadi tiba-tiba aku duluan). Lalu bagian seru lainnya, aku bisa mendengar suara kepalaku sendiri. Terus aku bisa menciptakan hening dalam kebisingan kota dari hasil lebur pikiranku. Setiap langkah menggemakan kalimat. Lalu merajut paragraf-paragraf yang terus berputar bebas di kepalaku, tentang apapun ; tentang sekolah, tentang mama dan papa, tentang teman, tentang temannya teman, tentang potongan rambut impian, tentang kata, tentang perasaan, dan lain-lain banyak sekali. Terkadang juga membentuk imaji terang ; semua tentang terasa bahagia. Tapi biasanya paragraf ini membara panas, meyakinkan diriku bahwa apapun yang aku pikir

Takut, bingung?

"Ingat! Setelah 3 bulan lagi, kalian sudah menghilang dari tempat ini." Lalu kelas sunyi senyap. "Minggu depan kalian foto untuk ijazah ya, dan foto pakai toga untuk arbes." Lalu sekelas bersorak sorai, tapi aku masih terdiam. YAP! SMA sebentar lagi usai. Akankah aku masuk ke perguruan tinggi yang aku impikan? Akankah tempatku kelak menjadi titik dari segalanya dimasa depan? Apa rencana Tuhan untuk kami semua? Bagi kalian yang sudah menempuh bagian ini dalam hidup, apakah selalu semenegangkan ini?

Tipu Daya Ruang Waktu

Dimensi tak terbilang dan tak terjelang Engkaulah ketunggalan sebelum meledaknya segala percabangan Bersatu denganmu menjadikan aku mata semesta Berpisah menjadikan aku tanya dan engkau jawabnya Berdua kita berkejaran tanpa pernah lagi bersua Mengecapmu lewat mimpi adalah hal terjauh yang sanggup kujalani Meski hanya satu dari ribuan malam Sekejap bersamamu menjadi tujuan peraduanku Sekali mengenalmu menjadi tujuan hidupku Selapis kelopak mata membatasi aku dan engkau Setiap napas mendekatkan sekaligus menjauhkan kita Engkau membuatku putus asa dan mencinta Pada saat yang sama . " Aku jatuh cinta sama bait terakhirnya.." "Biarkan kau larut, Tuan Putri."

2015 (Bagian IV : Kawan)

Maaf urutan peristiwa di bagian-bagian 2015 agak berantakan, aku menulis sesuai ingatanku. Dan yang terakhir, aku akan menceritakan kisah pertemananku sepanjang 2015. Yang pertama adalah tentang pertemuan. Di awal 2015, aku mulai les di kursus menggambar khusus persiapan masuk seni rupa dan arsitektur. Nama tempat kursusnya 'SR104'. Lokasi utamanya dekat dengan kampus ganeca ITB di Jalan Ciungwanara tapi dulu sebelum persengketaan memanas ruang belajarnya terletak di suatu gedung sekolah tinggi di Dago dan kami diberi ruang kelas selama 2 jam pas. Sekarang gedung itu sudah kosong melompong. Dan aku jauh lebih suka suasana belajar di Ciungwanara, tempatnya terbilang kecil tapi kami jauh lebih membaur.  Seminggu dua minggu awal les, kami semua saling diam. Ada beberapa yang sering bersuara saat kelas karena mereka satu sekolah. Aku bukan tipe orang yang bisa menyapa orang duluan, jadi satu dua minggu awal aku hanya suka berbicara dengan para pengajar. Lalu ada h

Keparat

Semakin besar diriku, dan seiring waktu berjalan, ketakutanku semakin jelas dan nyata : aku takut ditinggal. Sejak SMA, bangun di awal dini hari kemudian terkadang tidur lagi atau tidak sama sekali hanya sekadar terkadang. Lalu terhitung sejak tahun lalu, aku makin sangat sering terbangun dini hari dan berakhir tidur hanya hitungan 2-4 jam. Dan akhir-akhir ini, antara jam 12-4 aku selalu terbangun. Atau bahkan tidak tidur sama sekali. (Dan kemudian lingkaran hitam sekitar mataku semakin jelas) Aku amat suka malam dan hujan. Aku jatuh cinta akan kesunyiannya dan hujam air yang juga menciptakan kesunyian di dalam kebisingan, lalu tercipta suasana yang menenggelamkan kita pada kejujuran, kenangan, dan segala yang menuntun kita pada pikirian jernih. Tapi akhir-akhir ini pula, aku jadi sangat membenci malam dan hujan. Syahdu itu malah menciptakan monster menakutkan yang mengejarku, yang seolah-olah terus mendesakku bahwa cepat atau lambat, semua orang pada akhirnya akan menin

2015 ( Bagian III : Sepenggal Kelas dan Kamu)

Oiya, aku melupakan bagian kenaikan kelas 11 ke kelas 12 di awal pertengajan tahun 2015. Dulu aku menjalani 1 tahun kelas 11 di 11-7 atau 11 IPS-1. Satu tahun yang cukup menyenangkan. Aku bertemu teman-teman baru tentunya dan kelas ini cukup memberi kesan di SMA ku. Hari terakhir kami berada di satu kelas adalah saat pembagian rapor semester 2. Ada 3 orang teman kami yang dinyatakan tidak naik kelas dan 2 diantaranya memutuskan untuk tidak lagi bersekolah disini. Hari yang cukup emosional, mengingat 3 orang ini adalah anak-anak yang bandel dan sukanya bercanda. Lalu suatu malam kami mengadakan acara sekadar makan malam untuk berfoya-foya memakai uang kas kelas yang borjuis, kami makan di suatu restoran di Jalan Setiabudi. Tak hanya makan, kami lalu berbagi cerita seperti kesan pesan selama satu kelas, masalah pribadi juga cita-cita dan masa depan. Tapi kami lebih lama membahas soal kesan pesan sesama. Semua orang , termasuk aku, jadi tau pendapat tentang dirinya sendiri dari orang-o

Hampa (Terima Kasih, Iga Massardi!)

Aku sedang ada diposisi dimana apa yang aku lakukan dirasa hanya untuk mengisi kekosongan. Saat jam istirahat sekolah, saat selesai mengerjakan tugas dan teman-teman lain belum, menunggu dijemput saat les usai, jeda percakapan bersama teman-teman, dan ketika duduk di toilet. Aku lalu menemukan kekosongan itu. Kekosongan yang akupun tak mengerti. Aku ingin menulis sesuatu tentang ini, tapi tidak tahu harus apa. Karena hampa ya hampa. Kosong. Tidak ada. Sepi. Lalu tadi pagi saat aku membahas kemesraan sang vokalis Barasuara, Iga Massardi, dan istrinya bersama temanku yang mempunyai selera musik yang sangat sama. Hasna namanya. Ia bilang kalau Iga punya blog dan isinya menarik. Dan saat ini, jam istirahat pertama di sekolah, aku membuka blog Iga Massardi. Aku membaca beberapa tulisannya hingga aku menemukan satu tulisan bertajuk 'Hampa'. ( https://igamassardi.wordpress.com/2013/01/19/hampa/ ) "Berlagak gila berbuat aneh aneh dan ketika itu merasa bahwa i

Kucing Hitam

"Maaf", gumamnya pada kucing hitam legam kecil kesayangannya yang sekarat karena diserang anjing liar suatu malam. Ia mengelus kepala sang kucing dengan lembut dan mata berkaca-kaca. Suaranya bergetar lalu berkata, "Aku tidak bisa menjagamu dengan baik, lain kali aku akan menjagamu lebih baik. Jangan pergi dulu." Kucingnya bisa saja mati dari tadi, tapi ia masih ada yang mau menjaga . Sampai menangis dan sesak dada orang itu dibuatnya. Padahal ia hanya seekor kucing hitam legam kecil yang bandel. Satu minggu kemudian, walaupun jalannya tidak normal, ia berlarian lincah di halaman rumah. Setiap majikannya pulang, ia jadi yang pertama menyambutnya di pagar rumah.

Kemana?

Diingatnya ketika suatu hari ia mengunjungi bukit dekat rumah lalu cahaya purnama merengkuh tubuhnya. Ia seketika tahu bahwa hangat cahaya itu, akanlah jadi selalu yang dinanti. Satu bulan, dua bulan ia selalu kembali ke bukit cahaya itu tak kunjung merengkuhnya, mengunjunginya saja tidak. Ia bertanya tanya pada mega malam, "Kenapa kamu selalu menangis?" Biasanya ia sangat suka hujan di malam hari. Ia mencoba memanggil bulan ditengah langit yang sabak, tapi ia tak kunjung datang. Sekalinya terlihat cuman sedetik, sedikit, lalu kembali terhalang awan hitam. Padahal ia sudah dimarahi ibu, jangan keluar malam terus Cahaya tak kunjung merengkuhnya, ia kedinginan, gelap, putus asa, lalu berucap, "Mungkin cahayamu tak bisa menembus tebal awan hitam suram itu, atau mungkin bosan padaku karena terus mendamba?" Malam ini, ia tidak keluar rumah.

2015 (Bagian II : MPK KEMBARA)

Well . Tanggung jawabku dan segala euphoria kepanitiaan ini (ternyata) belum tuntas sampai di 1 Agustus. Disuatu rapat evaluasi oleh inti panitia RUNTASTIC dan MPK KEMBARA (acara tanggal 17 Oktober), aku diangkat menjadi Wakil Ketua Logistik II, lalu logistik menjadi satu-satunya subdivisi yang mempunyai 2 wakil ketua. Awalnya aku hanya mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Sub-divisi Stage Logistik hingga Reyza (wakil ketua divisi logistik) mengatakan bahwa ia tidak bisa sepenuhnya mendampingi Diko (ketua divisi logistik) karena kesibukannya untuk olimpiade nasional dan tugasnya sebagai murid kelas 12. Akhirnya para inti panitia mengusulkan aku untuk ikut serta mendampingi Diko karena pengalamanku di RUNTASTIC. Awalnya aku ingin menolak karena jujur saja aku sangat lelah, tapi aku suka pelarian ini. Lalu aku mengiyakan. Dua bulan menuju 17 Oktober awalnya kurasakan hambar. Entah terlalu lelah di acara sebelumnya sehingga aku kehilangan selera atau sadar bahwa acara selanjutn

2015 (Bagian I : RUNTASTIC & bala-bala )

Aku bisa bilang bahwa tahun 2015 adalah tahun yang mahadahsyat. Aku menyadari sangat banyak hal yang terjadi dihidupku; pengalaman baru, tanggung jawab, pendewasaan diri, dll. Tahun ini mengajariku banyak hal dan bahkan merubah diriku.  Aku tak bisa menolak bahwa segala kemahadasyatan ini berawal dari keikutsertaanku menjadi anggota inti di 2 acara besar sekolahku yang terlaksana pada 1 Agustus dan 17 Oktober kemarin. Memegang tanggung jawab sebagai ketua kordiv logistik dan wakil ketua kordiv logistik di 2 event besar bukanlah hal mudah, setidaknya bagiku yang tak pernah terpikir akan menjadi bagian terdalam dari suatu acara. Mengapa? Jika kalian belum tau atau tidak tahu, aku selalu canggung bekerjasama dengan orang lain. Jangankan bekerjasama, berbicara dengan orang yang tidak dekat denganku adalah salah satu hal tercanggung yang harus aku hadapi. Kalau kau sudah mengenalku dan tidak memercayai ini, ketahuilah, saat berbicara denganmu untuk pertama kali itu adalah saat dimana