Skip to main content

2015 (Bagian II : MPK KEMBARA)

Well.

Tanggung jawabku dan segala euphoria kepanitiaan ini (ternyata) belum tuntas sampai di 1 Agustus.
Disuatu rapat evaluasi oleh inti panitia RUNTASTIC dan MPK KEMBARA (acara tanggal 17 Oktober), aku diangkat menjadi Wakil Ketua Logistik II, lalu logistik menjadi satu-satunya subdivisi yang mempunyai 2 wakil ketua. Awalnya aku hanya mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Sub-divisi Stage Logistik hingga Reyza (wakil ketua divisi logistik) mengatakan bahwa ia tidak bisa sepenuhnya mendampingi Diko (ketua divisi logistik) karena kesibukannya untuk olimpiade nasional dan tugasnya sebagai murid kelas 12. Akhirnya para inti panitia mengusulkan aku untuk ikut serta mendampingi Diko karena pengalamanku di RUNTASTIC. Awalnya aku ingin menolak karena jujur saja aku sangat lelah, tapi aku suka pelarian ini. Lalu aku mengiyakan.

Dua bulan menuju 17 Oktober awalnya kurasakan hambar. Entah terlalu lelah di acara sebelumnya sehingga aku kehilangan selera atau sadar bahwa acara selanjutnya akan jauh lebih berat dan aku sudah kelas 12 sehingga tanggung jawabku semakin banyak. Ternyata tidak hanya aku saja, beberapa dari kami juga kurang merasakan acara ini. Akhirnya setelah beberapa rapat evaluasi dan rapat yang bertemakan curhatan kami terhadap sesama, akhirnya kami semua bisa mengatasi masalah tersebut dan kembali fokus dan semangat untuk acara.

Lalu dari sisa 2 bulan aku masih bertanggung jawab dalam mengurus segala keperluan acara di bidang logistik kepada vendor. Bisa dianggap aku adalah jembatan penghubung acara dan vendor yang menyediakan segalanya. Aku adalah komunikator antara vendor dan panitia melalui hubungan kerjasama dengan Rafi (lagi). Aku semakin sering bertemu dengan dia dan mengunjungi basecamp LE di Jalan Veteran. Bang Amar, adalah bos disana sekaligus pemilik rumah. Ia benar-benar orang yang ramah dan easy-going menurutku sehingga kerjasama kami di acara ini berjalan dengan baik dan santai tapi lancar dan sesuai keinginan. Aku merasa sangat diuntungkan dengan sifat orang-orang LE yang baik dengan sifatku yang seperti ini, aku merasa tidak perlu repot mendorong diri sehingga merasa tidak nyaman dan aku banyak belajar dari mereka. Banyak pro kontra yang terjadi sesama panitia dan aku pernah berada di dalamnya, tapi hey, sekali lagi hal seperti ini sangatlah wajar dan pada akhirnya kami semua sedang bekerja keras untuk satu tujuan yang sama.

Selain menjadi wakil ketua divisi logistik, aku juga merangkap sebagai panitia dekorasi. Aku selalu ingin menjadi bagian dari dekorasi sejak tahun pertamaku di SMA tapi tidak tahu kenapa pilihanku selalu jatuh di divisi lain. Di tahun pertamaku di SMA, aku masuk di divisi dana usaha (danus) dan publikasi. Jujur saja, kedua divisi ini adalah kesalahan terbesar yang aku buat karena aku sangat merasa tidak cocok dan senang. Bukan karena orang-orang di dalamnya atau apa, tapi aku merasa aku tidak tekun dalam masalah uang dan publikasi. Lalu aku merasa kurang berkontribusi dalam acara karena saat Hari-H acara aku lebih banyak berdiam diri dan shift kerjaku untuk menjaga ticket booth hanya 3 jam. Lalu tahun kedua aku memilih logisitik karena aku tidak ingin hanya berdiam diri di Hari-H, aku ingin melakukan sesuatu dan sibuk. Walaupun hari-hari sebelum acara aku tidak banyak melakukan apapun, tapi dari H-2 sampai H+1 aku merasakan lelah karena benar-benar menggunakan tenaga untuk bekerja, dan aku puas akan hal itu hingga tahun ketiga aku memutuskan untuk tetap di divisi ini. Tapi keinginanku untuk masuk ke divisi dekorasi tidak pernah hilang, di tahun terakhir ini aku harus mencoba membagi waktu. Selain itu, mungkin dengan bekerja di divisi logistik akan membantu cita-citaku untuk masuk seni rupa, setidaknya. Hampir setiap hari di liburan puasa, aku pergi ke Jalan Cukangkawung, basecamp dekorasi dan tempat kami mengerjakan semua instalasi. Lalu di hari-hari sekolah, aku harus lebih memilah waktu antara tugasku sebagai logistik, dekorasi, dan kegiatan sehari-hariku seperti les. Bekerja sebagai dekorasi sangat seru, bertemu orang-orang seru, mengerjakan dekoran dengan menggunakan banyak cat, lem aci, lem tembak, bahkan merangkai bambu panjang dengan kawat-kawat untuk membuat dekoran yang super besar.

Minggu-minggu terakhir menuju 17 Oktober, aku merasakan hal-hal yang sedikit berbeda dari kerjasamaku dengan Rafi. Kami benar-benar bekerja profesional dalam arti berkomunikasi dan bertemu semata-mata hanya untuk acara sejak awal tahun, lalu kami jadi sering mengobrol tentang keseharian dan lain-lain sehingga kemudian kami menjadi teman baik. Suatu hari ia mengantarku pulang dari basecamp sekitar jam 10 malam menggunakan motor scoopy-nya dan keesokan harinya ia mengirim pesan, "Selamat! Kamu jadi orang terakhir yang aku bonceng pake coopy (nama motornya)". Dan ternyata, motornya memang raib dimaling di suatu masjid dekat rumahnya saat ia sedang solat subuh. Ini cukup aneh. Dan sampai sekarang, aku sedikit merasa bersalah karena setelah mengantarku lalu keesokan harinya motor itu hilang, haha.

Aku merasa sangat tegang dan berdebar saat menunggu panggung dan sebagainya datang ke GOR sekolah tempat kami menyelenggarakan acara di H-3. Hingga jam 12 malam, akhirnya truk-truk berisi peralatan panggung dkk datang. Panggungnya jauh lebih besar dari RUNTASTIC, segalanya jauh lebih besar. Lalu rangkaian acara checksound dilakukan sampai Hari-H pagi. Aku bermalam di suci saat H-1 sampai H+1. Aku tidur lebih lama dari RUNTASTIC, 3 jam. Tepat jam 1 malam aku bangun lalu seketika keluar dengan mata ngantuk dan suara serak, lalu aku bertemu Rafi dan orang-orang penting LE. Ia mengenalkanku pada mereka dan kami berbincang sedikit lalu aku bilang, "Sebentar ya aku kebawah dulu", dan aku meringkuk lagi lalu tidur. Sebenarnya aku agak mengigau saat itu.

Tujuhbelas Oktober berjalan dengan sangat manis. Selain bertugas jaga sana-sini, aku juga menjadi salah satu model di acara fashion show yang berjalan tidak terlalu sesuai harapan. Tapi aku cukup puas atas pengalamannya.
Puncak ketengangan adalah saat ketika 2 artis puncak timbul kendala yang mengharuskan aku, Nofal (ketua pelaksana MPK), Audy&Faza (wakil ketua pelaksana),Salman (ketua lapangan hari-h), Rafi, dan orang-orang yang berhubungan langsung dengan jalannya acara menjadi super sibuk dan super serius. Beberapa diantara kami ada yang marah-marah, ada yang luntang-lantang kebingungan, ada yang air mukanya serius terus, dll. Aku sering berlarian ke FOH dan backstage lalu sebaliknya ketika semua orang menikmati penampilan Neonomora dan Isyana Sarasvati. Walaupun saat hal itu berlangsung sangat menegangkan dan aku malas dengan situasi seperti itu, tapi kalau suatu acara berjalan terlalu mulus sepertinya tidak ada euphoria yang akan dirasakan.
Rameeee sekaligus menegangkan dan bingung hahahaa.

Saat rangkaian acara dinyatakan benar-benar selesai, semua orang sorak sorai berbahagia. Beberapa diantara kami tidak bisa menahan tangis haru dan untuk aku sendiri aku tak bisa berhenti memeluk semua orang yang aku temui. Aku sangat amat terharu tapi aku berusaha tidak menangis. Tapi rasanya aku ingin sujud dan berteriak "TERIMA KASIH SEMUANYA, TERIMA KASIH YA ALLAH". Tentu tidak kulakukan, aku cukup waras.

Saat semuanya benar-benar beres, semuanya langsung dibersihkan. Panggung dan tenant bazaar langsung bubar jalan. Melihat semuanya satu persatu kandas dari lantai 2 double deck rasanya meninggalkan sedikit sakit. Semua yang kami perjuangkan lalu lenyap dalam semalam tapi memori yang dibuatnya tak akan pernah hilang.
Aduh, sungguh sepi.
Aku melihat semua proses pembersihan itu hingga pukul 3 pagi dan aku tertidur di lantai 2 double deck hingga pagi.

Sekali lagi aku bersyukur, dan sekali lagi aku katakan padamu pengalaman seperti ini tak akan pernah bisa kau bayangkan betapa berharganya untukku atau kau jika kau adalah seseorang berkecenderungan introvert.

Lalu pengalaman ini mempertemukanku dengan seseorang,
yang tak pernahku sangka akan jadi 'seseorang'.



(Lanjut ke Bagian III bagi kau yang masih penasaran)

 

Comments

Popular posts from this blog

persetan dengan senja persetan dengan hujan perasaan datang tak mengenal waktu memori terulang tak mengenal musim kebencian juga datang tak mengenal suasana

Kucing Hitam

"Maaf", gumamnya pada kucing hitam legam kecil kesayangannya yang sekarat karena diserang anjing liar suatu malam. Ia mengelus kepala sang kucing dengan lembut dan mata berkaca-kaca. Suaranya bergetar lalu berkata, "Aku tidak bisa menjagamu dengan baik, lain kali aku akan menjagamu lebih baik. Jangan pergi dulu." Kucingnya bisa saja mati dari tadi, tapi ia masih ada yang mau menjaga . Sampai menangis dan sesak dada orang itu dibuatnya. Padahal ia hanya seekor kucing hitam legam kecil yang bandel. Satu minggu kemudian, walaupun jalannya tidak normal, ia berlarian lincah di halaman rumah. Setiap majikannya pulang, ia jadi yang pertama menyambutnya di pagar rumah.

2015 (Bagian IV : Kawan)

Maaf urutan peristiwa di bagian-bagian 2015 agak berantakan, aku menulis sesuai ingatanku. Dan yang terakhir, aku akan menceritakan kisah pertemananku sepanjang 2015. Yang pertama adalah tentang pertemuan. Di awal 2015, aku mulai les di kursus menggambar khusus persiapan masuk seni rupa dan arsitektur. Nama tempat kursusnya 'SR104'. Lokasi utamanya dekat dengan kampus ganeca ITB di Jalan Ciungwanara tapi dulu sebelum persengketaan memanas ruang belajarnya terletak di suatu gedung sekolah tinggi di Dago dan kami diberi ruang kelas selama 2 jam pas. Sekarang gedung itu sudah kosong melompong. Dan aku jauh lebih suka suasana belajar di Ciungwanara, tempatnya terbilang kecil tapi kami jauh lebih membaur.  Seminggu dua minggu awal les, kami semua saling diam. Ada beberapa yang sering bersuara saat kelas karena mereka satu sekolah. Aku bukan tipe orang yang bisa menyapa orang duluan, jadi satu dua minggu awal aku hanya suka berbicara dengan para pengajar. Lalu ada h