Aku sedang ada diposisi dimana apa yang aku lakukan dirasa hanya untuk mengisi kekosongan.
Saat jam istirahat sekolah, saat selesai mengerjakan tugas dan teman-teman lain belum, menunggu dijemput saat les usai, jeda percakapan bersama teman-teman, dan ketika duduk di toilet. Aku lalu menemukan kekosongan itu. Kekosongan yang akupun tak mengerti.
Aku ingin menulis sesuatu tentang ini, tapi tidak tahu harus apa.
Karena hampa ya hampa. Kosong. Tidak ada. Sepi.
Karena hampa ya hampa. Kosong. Tidak ada. Sepi.
Lalu tadi pagi saat aku membahas kemesraan sang vokalis Barasuara, Iga Massardi, dan istrinya bersama temanku yang mempunyai selera musik yang sangat sama. Hasna namanya.
Ia bilang kalau Iga punya blog dan isinya menarik.
Dan saat ini, jam istirahat pertama di sekolah, aku membuka blog Iga Massardi. Aku membaca beberapa tulisannya hingga aku menemukan satu tulisan bertajuk 'Hampa'.
Ia bilang kalau Iga punya blog dan isinya menarik.
Dan saat ini, jam istirahat pertama di sekolah, aku membuka blog Iga Massardi. Aku membaca beberapa tulisannya hingga aku menemukan satu tulisan bertajuk 'Hampa'.
"Berlagak gila berbuat aneh aneh dan ketika itu merasa bahwa ini adalah pelampiasan rasa, namun di akhir hari nyatanya tak berguna. Hampa
Merasa bahwa tawa dan cinta saat ini adalah jawaban dari pertanyaan kita akan kasih sayang, namun dalam kesendirian kita tidak yakin dan masih bertanya tanya. Hampa"
Seketika perasaan sesak memenuhi dada.
Tapi satu pesan penting yang aku dapatkan di tulisannya, yang kemudian ada hal-hal yang aku sadari penting :
"Kita tidak bisa memenuhi jiwa kita sendiri. Biarkan orang lain yang mengisi kekosongan itu. Dan relakanlah diri ini untuk mengisi kekosongan mereka.
Karena kita semua manusia yang harus berbagi. Sekecil apapun bagilah.
Dengan itu kita akan terisi. Tak akan penuh namun setidaknya tak akan lagi hampa."
Semoga orang-orang yang saya usahakan kebahagiannya bisa merasa bahagia dan mengisi kekosongan ini.
Comments
Post a Comment